Setiap manusia pasti pernah salah dan berbuat dosa. Yang dia lakukan setelah berbuat kesalahan dan dosa adalah bertaubat. Namun, tidak sedikit yang masih menunda-nunda untuk bertaubat.
Alasannya berbeda-beda. Dari malu untuk bertaubat, atau menunda taubat saat usia senja. padahal Allah memerintahkan untuk segera bertaubat secepat mungkin setelah kita melakukan maksiat dan dosa.
Allah Ta’ala berfirman :
۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”(QS. Ali Imran: 133)
Allah Ta’ala menganjurkan agar segera bertaubat dari dosa dan berlomba untuk memperoleh derajat taqorrub.
وأتبع السيئة الحسنة تمحها
“Ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menghapus keburukan”
Hadist tersebut anjuran saat setiap kali berbuat dosa, segera mungkin menghapus kesalahan dengan kebaikan amal sholih. Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ١١٤
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. Hud : 114)
Seperti pada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahli Hadist: dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiallahuanhu berkata: “Sesungghuhnya aku jika mendengar dari Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam satu hadist, maka Allah ta’ala memberikan aku manfaat atas kehendak-Nya.
Dari Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu anhu, bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallalhu alaihi wasallam bersabda:
ما من مسلم يذنب ذنبا، فيتوضأ ويصلّي ركعتين، إلّا غفر له
“Tidaklah seorang muslim berbuat suatu dosa, kemudia ia berwudhu dan sholat dua rakaat melainkan Allah ta’ala mengampuninya.”(Sunan Abu Daud/1521)
Allah ta’ala sangat mencitai siapa saja yang bertaubat dari dosanya. Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ ٢٢٢
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-baqarah: 222)
Bahkan cinta-Nya melebihi cinta yang digambarkan dalam hadist:
Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu– ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh Allah lebih bahagia dengan taubat seorang hamba ketika dia bertaubat dari (bahagianya) seorang diantara kalian, yang suatu saat mengendarai hewan tunggangannya di padang pasir yang luas.
Tiba-tiba hewan tunggangannya itu hilang darinya. Padahal disana ada perbekalan makan dan minumannya. Hingga ia putus asa. Lalu ia menghampiri sebuah pohon dan berbaring di bawah naungannya.
Sungguh ia telah putus asa dapat kembali menemukan hewan tunggangannya. Kemudian dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba hewan tunggangan itu sudah berada di sisinya.
Maka ia segera meraih tali kekangnya seraya berkata karena sangat bahagianya, “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu.” Ia keliru bicara karena saking bahagia. (HR. Bukhari dan Muslim)
Karena kecintaan-Nya maka Allah mengampuni seluruh dosa yang telah lalu.
Jikalau kita masih ragu apakah dosa yang kita kerjakan akan diampuni atau tidak. Maka Allah ta’ala dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang akan selalu mengampuni.
Pintu taubat terbuka lebar bagi kita yang jujur ingin bertaubat dari dosa dan maksiat. Meski dosa yang kita lakukan setinggi langit dan sebesar gunung, bagi Allah ta’ala sangat mudah untuk mengampuni dosa hamba yang ingin bertaubat.
Anas ibn Malik menceritakan, bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: Bahwa Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai anak Adam, Sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu Aku akan Ampuni, tanpa aku pedulikan lagi.
Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Syaikh Al Bani mengatakan bahwa hadist ini shohih)
Jangan khawatir jika kita bertaubat, dosa kita tidak akan diampuni. Sebab seorang yang bertaubat dari dosa, ia dihitung seperti orang yang tidak memiliki dosa. Sebagaimana dalam Hadist:
التائب من الذنب كمن لا ذنب له
“Seorang yang bertaubat dari dosa, dia dihitung seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (HR. Baihaqi)
Sebagai manusia lemah, yang tak tahu kapan batas usia kita di dunia. Maka jangan pernah menunda taubat kita. Jangan malu untuk bertaubat karena gengsi atau takut dicibibir teman sekitar kita. Setiap kita berbuat dosa maksiat, langsung kita bertaubat.
Berbuat kebaikan: sholat, sedekah, dzikir, istigfar, dan kebaikan lainnya. Kita hapus dosa maksiat dengan kebaikan. Untuk apa?! Untuk kaffarat penghapus dosa maksiat.
Malu bertaubat di dunia yang tidak abadi, akan membuat kita rugi di akhirat yang abadi. Akhirat sebagai kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan terpanjang melebihi hidup di alam dunia.
Semoga kita diwafatkan dalam keadaan beriman dan beragama islam, serta dalam keadaan sudah bertaubat dari dosa dan makisat. Aamiin ya Rabbal Aalaminn.
Wallahua’lam bishoaab