KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jum’ah rahimakumullah

Di antara nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah nikmat makan dan minum. Namun sebagaimana setiap nikmat, ia datang bersama amanah dan tanggung jawab. Islam bukan hanya mengajarkan agar kita makan dan minum, tetapi juga mengajarkan bagaimana seharusnya adab makan dan minum: tidak berlebih-lebihan, tidak mubazir, dan tidak menjadikan perut sebagai tujuan hidup.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 31:

يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ  ٣١

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf : 31)

Asy-Syaikh Assa’di dalam tafsirnya Taisir Al-Karim Ar-Rahman menjelaskan bahwa larangan berlebih-lebihan dalam ayat tersebut mencakup tiga hal:

Pertama, melampaui batas kebutuhan yang cukup, atau bersikap rakus dalam makanan sehingga membahayakan tubuh.

Kedua, terlalu memanjakan diri dengan kemewahan dan berlebihan dalam memilih makanan, minuman, dan pakaian.

Ketiga, melewati batas halal sehingga masuk ke dalam perkara yang haram.

Beliau juga menjelaskan bahwa ayat ini memerintahkan makan dan minum sebagai kebutuhan dasar manusia, namun disertai larangan berlebih-lebihan.

Karena justru berlebih-lebihan dalam makan dan minum adalah pintu keburukan.

Di dalam kitab Tazkiyatunnufus wa tarbiyyatuha disebutkan, “berapa banyak kemaksiatan yang bermula dari keadaan kenyang dan berlebihan dalam makan.”

Inilah salah satu sebab mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menganjurkan berpuasa dan menahan diri dari kerakusan. Beliau bersabda,

Baca Juga:  Khutbah Jum'at: Lisanmu Cermin Imanmu

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ فَضَيِّقُوْا مَجَارِيَهُ بِالجُوْعِ

“Sungguh, setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran darah. Maka persempitlah aliran itu dengan rasa lapar”. (HR Muttafaq alaihi)

Jamaah Jum’ah rahimakumullah

Lantas, berapa kadar makan dan minum yang ideal dalam Islam?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan saja untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus (makan lebih dari itu), maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Ma’asyiral Muslimin,

Apa yang kita lihat hari ini sungguh memprihatinkan. Banyak orang berlebihan dalam makanan: memasak berlimpah tapi hanya dimakan sedikit, mengambil porsi besar tapi tidak dihabiskan, lalu sisanya dibuang ke tempat sampah. Bahkan ada yang menjadikan makan sebagai hobi utama: wisata kuliner ke sana kemari, mencoba semua rasa, memburu semua tren.

Tidakkah kita khawatir, jika perilaku seperti ini tergolong dalam pemborosan yang dilarang oleh agama?. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا ۝ إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra’: 26–27)

Kini, mari kita arahkan pandangan ke Gaza, Palestina.

Di saat kita di sini berlimpah makanan bahkan sering membuang-buangnya, saudara-saudara kita di Gaza mati karena kelaparan. Anak-anak menangis tidak karena mainan yang rusak, tapi karena perut yang kosong. Para ibu memeluk anak mereka yang pucat dan lemah karena tidak makan berhari-hari. Tidak ada obat, tidak ada alat medis. Tidak ada makanan. Tidak ada pertolongan.

Di sinilah hati kita diuji.

Apakah kita bisa tetap berpesta pora saat mereka sekarat? Apakah kita mampu menyantap makanan berlebih, sambil menutup mata dari penderitaan umat yang satu aqidah dan satu qiblat dengan kita?

Baca Juga:  Khutbah Idul Adha 1446 H: Tiga Pilar Pengorbanan - Taat, Ikhlas, dan Sabar ala Ibrahim dan Isma'il

Jangan sampai hiruk-pikuk kenikmatan dunia melalaikan kita dari kewajiban sebagai saudara seiman: mendoakan mereka, membantu mereka, dan menahan diri dari keborosan sebagai wujud empati dan kepedulian.

Terakhir:

Marilah kita jaga adab makan kita. Kurangi pemborosan. Makan secukupnya. Syukuri nikmat yang ada. Dan jangan lupa, sisihkan doa dan bantuan terbaik untuk saudara kita di Gaza, yang hari-harinya diisi dengan sabar, lapar, dan derita, sementara kita di sini masih punya kesempatan untuk bersyukur dan berbuat lebih baik.

وَٱلۡعَصۡرِ  ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ  ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ  ٣

KHUTBAH KEDUA

 اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ “إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِينَكَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينَ.

اللَّهُمَّ كُنْ لِإِخْوَانِنَا الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي غَزَّةَ اللَّهُمَّ أَطْعِمْ جَائِعَهُمْ وَاشْفِ مَرِيضَهُمْ وَارْحَمْ ضَعِيفَهُمْ وَفُكَّ أَسْرَ أَسْرَاهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى الظَّالِمِينَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الرِّفْقَ بِعِبَادِكَ وَرَفْعَ الْبَلَاءِ وَالطُّغْيَانِ وَالْقَهْرِ عَنْ إِخْوَانِنَا فِي كُلِّ مَكَانٍ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ هُدًى وَتُقًى وَعَفَافًا وَغِنًى وَاعْصِمْنَا مِنَ التَّبْذِيرِ وَالْإِسْرَافِ وَاجْعَلْنَا مِنَ الشَّاكِرِينَ لِنِعَمِكَ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.