KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Pertengahan tahun Masehi sering menjadi masa yang sibuk bagi banyak orang tua. Anak-anak mereka ada yang baru saja wisuda, ada yang naik kelas, bahkan ada pula yang baru mendaftar ke lembaga pendidikan lanjutan. Di momen ini, kebutuhan pendidikan meningkat tajam—mulai dari seragam, alat tulis, tas, sepatu, hingga biaya daftar ulang, terlebih bagi yang menyekolahkan anaknya di lembaga swasta seperti pesantren atau sekolah terpadu Islam.

Tak sedikit orang tua yang harus merogoh kocek lebih dalam dibanding bulan-bulan biasanya. Apalagi jika anak yang ditanggung lebih dari satu, dan semuanya masih dalam usia sekolah.

Namun ketahuilah, wahai para orang tua… Berbahagialah Anda yang masih diberikan kesempatan dan kemampuan untuk menanggung biaya pendidikan anak-anak. Sebab di balik semua itu, ada keutamaan besar dan pahala yang berlimpah.

Rasulullah ﷺ pernah menanggapi keluhan seorang laki-laki yang merasa terbebani menanggung saudaranya yang sibuk menuntut ilmu:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ﷺ، فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ ﷺ، وَالآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: «لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ

“Pada masa Nabi ﷺ, ada dua orang bersaudara. Salah satunya rajin menemui Nabi ﷺ (untuk menuntut ilmu), sementara yang lain bekerja mencari nafkah (untuk membiayai dirinya dan saudaranya, -pen). Lalu yang bekerja itu mengadukan saudaranya kepada Nabi ﷺ. Maka Rasulullah bersabda: ‘Bisa jadi engkau diberi rezeki oleh Allah karena sebab saudaramu (yang rajin belajar itu).’” (HR. Tirmidzi, no. 2345)

Baca Juga:  Khutbah Idul Adha 1446 H: Faidah Do'a Nabi Ibrahim - "Jadikan Aku dan Keturunanku Penegak Shalat"

Hadits ini dibawakan oleh Asy-Syaikh Fadhl Ilahi dalam kitab Mafâtîḥur Rizqi fî Ḍau’il Kitâbi was-Sunnah dalam bab: Menafkahi Penuntut Ilmu Syar’i. Salah satu sebab terbukanya pintu rezeki adalah membantu mereka yang sedang menuntut ilmu, khususnya ilmu syari’i.

Kalimat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ dijelaskan oleh Al-Mubarakfuri rahimahullah:

أَيْ أَرْجُو وَأَخَافُ أَنَّكَ مَرْزُوْقٌ بِبَرَكَتِهِ، لَا أَنَّهُ مَرْزُوقٌ بِحِرْفَتِكَ، فَلَا تَمُنَّنْ عَلَيْهِ بِصَنْعَتِكَ

“Maksudnya: aku berharap sekaligus khawatir bahwa engkau justru diberi rezeki oleh Allah karena keberkahan saudaramu itu, bukan karena pekerjaanmu. Maka jangan mengungkit-ungkit jasamu kepadanya.”

Keterangan ini beliau sebutkan dalam kitab beliau Tuhfatul Ahwazhi, Juz ke-7, halaman ke-8.

Kemudian, beliau melanjutkan bahwa Al-Ṭayyibi rahimahullah menjelaskan tentang ungkapan لَعَلَّكَ bisa menunjukkan dua makna:

Pertama, Teguran dari Nabi ﷺ, sebagaimana sabdanya:

   فَهَلْ تُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ

“Bukankah kalian diberi rezeki karena orang-orang lemah di antara kalian?”

Kedua, boleh jadi ini adalah bentuk dorongan agar orang tersebut berpikir dan merenung, lalu dia tersadar.

Kesimpulannya:

Menanggung biaya pendidikan anak, apalagi dalam rangka mencari ilmu syar’i, bukanlah sekadar tanggung jawab duniawi. Ia adalah pintu pahala yang besar, bahkan menjadi salah satu sebab datangnya rezeki dari Allah. Maka jangan ragu dan jangan putus asa. Karena bisa jadi, berkah harta kita bukan karena usaha kita semata, tapi karena anak-anak dan para penuntut ilmu yang kita tanggung biayanya.

Semoga Allah senantiasa memudahkan segala urusan dan aktivitas para orang tua, para muhsinin, serta siapa pun yang dengan ikhlas menanggung biaya pendidikan para penuntut ilmu. Semoga pekerjaan mereka diberkahi, hartanya dilipatgandakan, dan usahanya dimudahkan oleh Allah Ta’ala. Aamiin.

وَٱلۡعَصۡرِ . إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ . إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

KHUTBAH KEDUA

 اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Baca Juga:  Khutbah Idul Adha 1446 H: Tiga Pilar Pengorbanan - Taat, Ikhlas, dan Sabar ala Ibrahim dan Isma'il

فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ “إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.

رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِنْ ذُرِّيَّاتِنَا، رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءَنَا.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا، وَارْحَمْهُم كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ . وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ .. وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ .