Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ، وَأَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْـمَةِ اْلإِيْمَـانِ وَاْلإِسْـلاَمِ ، أَشْهَـدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْـهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القيامة.
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْـوَى اللهِ خَالِقِ اْلأَنَامِ ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشًّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن
وَقَالَ رَسُولُنَا الكَريمُ فِي حَدِيثِهِ الشَّرِيفِ ” اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
أَمَّا بَعْـدُ
JAMA’AH JUM’AT RAHIMAKUMULLAH
Salah satu diantara perilaku buruk yang harus dijauhi oleh seorang muslim adalah suka atau terbiasa mengumpat, memaki, dan mengeluarkan kata-kata kasar apalagi sampai mencela orang lain. Yang dalam bahasa jawa sering disebut “misuh-misuh”.
Mengumpat, memaki dan mengeluarkan kata-kata kasar termasuk hal yang dilarang dalam agama Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسۤى أَنْ يَكُوْنُوْا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلاَ نِساۤءٌ مِنْ نِساۤءٍ عَسۤى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ, وَلاَ تَلْمِزُوْا أَنْفُسَكُمْ وَلاَ تَنَابَزُوْا بِالْأَلْقَابِ. بِئْسَ اْلإِسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الإِيْمَانِ, وَ مَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولۤئِكَ هُمَ الظَّالِمُوْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat : 11)
Kanjeng Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ, وَ قِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencaci maki orang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.” (HR. Bukhari 6044, disebutkan pula dalam Adabul Mufrad 431, Muslim 64, At-Tirmidzi 1983, An-Nasai VII / 122, Ahmad I / 385)
Hadits ini menerangkan bahwa Islam adalah agama yang sangat menjaga kehormatan seorang muslim, dan memerintahkan umatnya untuk saling berkasih sayang dan bersaudara. Maka haram hukumnya menjatuhkan kehormatan sesama muslim.
Sudah seharusnya seorang mukmin, kata-kata yang keluar dari lisannya adalah kebaikan. Tutur bahasanya sopan, bukan ‘asbun’ asal bunyi apalagi kasar. Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ
“Orang yang beriman bukanlah orang yang suka mencela, mengutuk, berkata cabul, atau berkata kotor.” (HR. Tirmidzi)
Hadits Nabi ini sangat jelas menerangkan bahwa berkata-kata buruk, mencela, dan berbicara jorok adalah perilaku yang dilarang dalam Islam. Ini sekaligus menunjukkan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah kemampuannya menjaga lisan dari ucapan yang tidak baik.
Sebab Islam tidak pernah mengajarkan perilaku buruk. Sebaliknya, Islam mengajarkan akhlak yang mulia dan berucap dengan kata-kata yang tidak menyakiti perasaan siapa pun.
JAMAAH RAHIMAKUMULLAH
Oleh karena itu, khatib menasihatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada para jamaah sekalian: mari kita jaga lisan kita, agar tidak ringan dan mudah ‘misuhi’ atau memaki orang lain. Termasuk memaki dalam bentuk tulisan, baik di media sosial maupun platform lainnya.
Kita wajib menjaga ucapan kita dengan sungguh-sungguh. Bukankah karena ucapan yang tidak baik—baik itu kepada pemimpin negara, pemimpin daerah, aparat, atau bahkan kepada sesama warga masyarakat biasa—yang akhirnya menimbulkan kegaduhan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Mudah-mudahan kita semua senantiasa diberi pertolongan dan keistiqamahan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, agar mampu terus berbuat baik serta menjauhi ucapan dan perilaku yang buruk.
Amiin
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَأوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ
Khutbah II:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ،
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
اللهم إنّا نسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك ويا مصرف القلوب صرف قلوبنا على طاعتك
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ…. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ والبغي يعظكم لعلكم تذكرون.
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(lafal do’a bisa divariasi sesuai kebutuhan)